Sunday, February 6, 2011

Once upon a December

Dancing bears,
Painted wings
Things I almost remember
And a song someone sings
Once upon a December

Someone holds me safe and warm
Horses prance through a silver storm
Figures dancing gracefully
Across my memory...

Far away, long ago
Glowing dim as an ember,
Things my heart used to know,
Once upon a December

Someone holds me safe and warm
Horses prance through a silver storm
Figures dancing gracefully
Across my memory...

Far away, long ago
Glowing dim as an ember,
Things my heart used to know,
Things it yearns to remember...

And a song someone sings
Once upon a December

Saturday, February 5, 2011

Aku hanya ingin mencintai dengan sederhana



Lagi-lagi kembali terbentur antara kemauan dan kebutuhan. Saat pertama kali, aku lebih memilih kemauanku tetapi hasilnya tidak ada. Cukup kecewa dengan hasil yang ada tetapi itu bukanlah masalah besar. Aku masih sangat percaya kepada yang lain. Siapapun yang terpilih pasti akan menjalankannya dengan sangat baik. Hanya saja, aku juga tidak bisa membohongi diriku kalau aku tertarik disana. Aku merasa dengan pengalamanku sendiri dan warisan yang hanya sedikit aku dapat, akan bisa memberikan manfaat yang lebih disana. Terdengar sungguh egois memang. Tapi, itulah yang kurasakan dan aku yakin dengan kemampuanku.

Kembali untuk kedua kali dihadapkan dengan situasi memilih antara kemauan dan kebutuhan. Saat mengetahui salah satu alasannya tidak jadi yang terpilih karena memang telah memproyeksikanku untuk hal lain, sungguh sangat mengejutkan. Sekarang aku tahu rasanya seperti apa. Karena sebelumnya aku pernah melakukan hal yang sama untuk orang lain. Kukira itu akan biasa saja, tetapi rasanya aneh. Seperti dikendalikan dan tidak punya kebebasan untuk melakukan apa yang kita suka. Jika pada awalnya memang untuk hal lain, kenapa pula harus mendorongku melakukan ini semua. Melakukan hal yang dari awal memang tidak terpikirkan bagiku untuk maju. Hingga pada akhirnya mempertemukanku dengan situasi memilih dari awal.

Sekarang? Apa yang harus aku pilih?

Teringat kembali saat seseorang memberikan, bisa dibilang nasihat, saran kepadaku. “ coba dipikirkan baik-baik. Kembalikan lagi pada niat awal kamu disini untuk apa. Jika kita memilih hanya karena merasa kasihan, itupun tidak akan membawa manfaat baik untuk kamu maupun yang lain.”

Oke sekarang aku akan berpikir kembali mengenai niat awalku disini. Awalnya aku hanya ingin mencari pengalaman baru. Lalu?

Sesuatu yang paling kubenci adalah saat aku mengetahui jawabannya. Saat aku tahu jawaban itu dari aku sendiri bukan dari orang lain. Aku sangat membenci untuk jadi dewasa. Berpikiran dewasa seringkali membuatku mengalah dengan keadaan. Membuang jauh-jauh ego ku dan memilih pada kebutuhan. Pikiran negative yang muncul dibenaku kemudian, sebenarnya mereka yang terlalu egois kepadaku, jika aku memilih kebutuhan berarti mereka mendapatkanku seperti apa yang mereka mau, dan mereka mengedepankan ego mereka untuk menceburkanku kesana.

Tetapi, kembali pada niat awal aku disini. Aku hanya ingin berfungsi seperti apa yang seharusnya. Menjalankan amanah ku dengan sebaik-baiknya. Sebagai orang yang dapat memperjuangkan apa yang diwakilinya.

Aku melihat dia bukanlah sebagai sarana untuk menampung keegoisanku. Aku dan kalian mempunyai hak yang sama disini. Yang membedakan kita hanyalah pembagian tugas karena tidak mungkin semua tugas dilakukan bersama-sama tanpa pembagian yang jelas. Bisa berantakan nanti. Mau ditempatkan dimana tidaklah menjadi masalah bagiku sekarang. Asalkan masing-masing kita terjamin haknya. Kebebasan setiap orang dibatasi akan hak orang lain. Aku tidak masalah ditempatkan dimana saja asalkan aku masih bisa memberikan pendapatku dengan bebas. Asalkan aku masih bisa berkontribusi banyak demi menjalankan amanahku. Karena yang aku bawa bukanlah kepentinganku semata, tetapi banyak kepentingan orang yang aku wakili. Dan itulah sejatinya kita. Sebagai seorang perwakilan. Bagaimana kedepannya nanti biarlah waktu yang akan menjawabnya. Yang kusadari sekarang adalah aku ingat kembali apa niat dan tujuanku ada disini.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa aku sudah terlanjur menyukai dia. Dan aku hanya ingin mencintainya dengan sederhana, hanya itu, dan se-simple itu. Aku tidak mau dia dirusak oleh ke-egoisanku semata. Yang terpenting bagiku sekarang adalah dia yang lebih baik dari sebelumnya dan untuk seterusnya. Karena aku hanya ingin mencintai dengan sederhana.