Tuesday, September 14, 2010

Ceritaku

Religious Myspace Comments
MyNiceProfile.com

#######
Dulu, tepatnya saat di smp, ada salah seorang teman ku yang menyarankan ku untuk segera berjilbab. Saat itu, hatiku masih tertutup. Aku menolaknya sambil cengar-cengir dan mengatakan kepadanya, "nanti aja kalo udah gede". Kalau dipikir-pikir, alasan temanku untuk menyuruhku memakai jilbab sangat logis karena pada saat itu aku menjabat sebagai anggota osis yang membawahi rohis di smp. Entah kenapa para senior osis memilihku menjadi sie 1 yang membawahi rohis. Padahal aku blum berjilbab. Jadi, ada rasa malu tersendiri saat itu. Membawahi rohis tapi belum berjilbab.

Dalih ku menolak memakai jilbab adalah karena aku belum siap. Hal yang manusiawi menurutku bagi seorang ABG yang minim akan pengetahuan islamnya, belum siap untuk mengenakan jilbab, pikirku saat itu. Aku belum siap meninggalkan segala kepopuleran ku, teman-temanku, dan yang dibangga-banggakan oleh seorang perempuan, kecantikanku. (agak aneh nulisnya, muji diri sendiri hehe..tp memang menurutku pribadi aku tidak terlalu buruk). Sempit sekali pikiranku kala itu, aku terlalu takut kehilangan segala yang aku miliki hanya karena memakai jilbab. Dulu, aku benar-benar merasa terlahir sebagai perempuan yang memiliki segalanya dan aku sangat menikmatinya. Sampai sangat takut untuk kehilangan itu semua, apalagi hanya disebabkan dengan memakai jilbab. Tidak terbayang olehku, dijauhi oleh teman-teman, karena dianggap cupu. Aku pun memutuskan untuk mengabaikan saran temanku itu dengan mencari alasan-alasan lain yang dapat meyakinkanku bahwa keputusanku untuk mengabaikannya adalah benar. Salah satu alasan yang kubuat-buat adalah aku akan mengkerudungi hati ku dulu karena tidak ingin mempermalukan islam. aku tidak mau dicap sebagai perempuan yang berkerudung tetapi perilakunya tidak mencerminkan tampilannya. maka dari itu, aku memutuskan untuk berjilbab setelah aku dapat membenahi diriku.

Dilema melanda ku diakhir masa-masa smp ku, menjelang kelulusan tepatnya. Saat itu, salah seorang teman jauh dari kelas sebelah berpenampilan beda hari ini. Dia murid pindahan di smp ini, kelas 3 dia baru pindah kesekolahku. Dia cantik, baik, berbakat, dan sangat pintar. Aku sangat iri dengannya. Sangat sangat iri. Dia menjadi murid kesayangan hampir semua guru yang mengajar kelas 3. Termasuk guru bahasa inggris yang menjadi guru favoritku. Harus aku akui dia lebih pintar dariku. dan dia lebih muda, karena kepintarannya yang membuat dia bisa menduduki bangku 3 smp diusia 14 tahun. padahal rata-rata siswa siswi kelas 3 smp saat itu berusia 15 tahun. Di masa-masa terakhir smp itu, dia datang ke sekolah dengan penampilan berbeda. Dia mengenakan jilbab. Aku terkejut sekaligus kagum dengannya. Dia berani mengambil keputusan itu, keputusan yang sangat menakutkan bagiku. Padahal dia memiliki segalanya tanpa jilbab. Segalanya melebihi diriku hingga membuatku iri. Dilema, dia yang melebihi diriku dan lebih muda dariku, berani mengambil langkah itu. sedangkan aku yang tidak lebih baik darinya, masih berat untuk mengambil langkah tersebut dikarenakan kesombonganku sendiri. Aku malu pada diriku sendiri. Sungguh bodohnya diriku yang sangat iri padanya saat itu.

######
Kelulusan pun tiba, saatnya beranjak menjadi anak sma.
Tidak disangka ternyata aku satu sma dengan teman jauh ku di smp. Ya, teman yang aku sungguh iri padanya dulu, sekarang sudah tidak lagi, malah iri ku kini menjadi kagum. bahkan kita pun berteman baik selama di sma dan insya allah sampai sekarang. Saat masuk ke sma untuk pertama kalinya, masih belum terpikirkan olehku untuk berjilbab. Sampai tiba-tiba ada sebersit keinginan untuk berjilbab. Keinginanku saat itu masihlah sangat lemah dan mudah sekali goyah. Tetapi aku tetap nekat untuk mengenakan jilbab, setelah masa orientasi siswa sma di sekolah ku berakhir. Itu berarti, hari pertama aku belajar di sma, aku sudah berjilbab. Masih ada rasa ragu di hatiku, mungkin ini karena aku hanya ikut-ikutan teman jauh ku yang kini menjadi teman baikku di sma. Aku takut jilbab ku ini tidak akan bertahan lama. Tetapi karena ketakutan ku itulah aku justru menemukan kekuatanku bahwa keputusan yang ku ambil untuk mengenakan jilbab ini sudah benar. Aku tidak mau setiap hari hanya menambah berat timbangan dosaku karena auratku yang terbuka, dan itu aku lakukan dengan sadar. Padahal masih banyak kelakuan-kelakuan ku yang berdosa yang kulakukan baik sadar maupun tidak sadar. Setidaknya, dengan berjilbab, aku mengurangi pemasukan dosa ku yang selama ini mengalir deras. Aku juga sadar bahwa umur tidak ada yang tahu sampai kapan dan aku tidak mau meninggal dengan kondisiku membuka aurat. Sungguh tidak sopan,menurutku. Apalagi, perempuan sangat rentan dengan bahaya dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. musibah bisa saja terjadi kapanpun dan dimanapun. Setidaknya, dengan jilbab ini, aku merasa aman karena merasa lebih dekat dengan-Nya. Dan memang, orang-orang disekitarku yang sebelum aku mengenakan jilbab sering menggangguku, kini mereka enggan menggangguku, bahkan lebih menghormatiku.

Aku senang dengan kondisi seperti ini. selain itu, dengan berjilbab dapat mengurangi prilaku buruk yang dulu sering kuperbuat. Karena aku akan malu sendiri apabila berjilbab tapi kelakuannya masih sama dengan belum berjilbab. Yaa, setidaknya sedikit ada perubahanlah karena perubahan itu terjadi bertahap tidak mungkin langsung berubah menjadi baik 100%. Aku sadar bahwa untuk berjilbab, tidak perlu menunggu nanti kalau sudah besar atau nanti kalau sudah menjadi ibu-ibu atau nanti, setelah mengkerudungi hati terlebih dahulu karena percuma sudah berjilbab tapi kelakuannya masih belum baik. Disamping karena berjilbab merupakan suatu kewajiban, kita tidak perlu menunggu sampai perilaku kita menjadi baik, jika terus menunggu, sampai kapan kita akan menunggu perilaku kita menjadi baik. Karena pada dasarnya, setiap manusia pasti melakukan kesalahan dan untuk menjadi baik, tidak ada batasan waktu. Karena manusia selalu belajar untuk menjadi lebih baik.

Dan dengan berjilbab, tidak akan mengubahmu menjadi orang lain. Teman-temanmu tidak akan menjauhi mu, Prestasi mu tidak akan terganggu, karena itu semua tergantung pada cara kita menyikapinya. Satu hal lain yang cukup penting, berjilbab juga tidak akan membuatmu cupu. Semua itu, tergantung bagaimana kamu melihatnya. Jika kamu melihat dengan berjilbab, semua akan baik-baik saja maka itu akan baik baik saja. Tidak perlu takut kehilangan teman atau kepopuleran karena berjilbab. Tanpa berjilbab pun, teman, menjadi populer, kecantikan, suatu saat pasti akan hilang juga karena mereka tidaklah abadi.

"Lebih baik melakukan sesuatu untuk mendapatkan yang abadi kelak daripada mempertahankan sesuatu untuk sesuatu yang tidak abadi."

6 comments:

  1. First comment... cue applause!!!
    Oh, now I know the story :D

    ReplyDelete
  2. menginspirasi bgt nih rin, jd inget adek gw, haha...
    smangat y rin, sukses selalu di bpm n fsi nya...

    ReplyDelete
  3. assalamualikum,arini apa kbr??msh ingat sm aq?aq sutriez,aq muw mnta maaf soal wktu di smp,aq sllu mncari qm,mngkin saat ini saat dmn aq dipertemukan lg dgn qm.
    aq mmau mnta maaf bgt sama qm soal yg lalu,aq mhon qm muw mmaafkan aq,trimakasih ar,qm sllu jd inspirasi bwt aq...
    wassalam sutriez

    ReplyDelete
  4. hai sutris apa kabar? ya ampun kirain apa deh, haha..iya iya dimaafin kok :D

    ReplyDelete
  5. assalamualaikum,alhamdulillah aq baik" aja,qm sndri gmn kbr'y??oiya thx bgt yach rin qm udh mw maavin aq,btw qm sbuk apa neh??oiya aq msh boleh mnta no qm ga??jnji deh ga akan kyk dlu lg,,...
    klo boleh krim ke no aq yach (0219438009/96402725).

    ReplyDelete